Skip to main content

Posts

Tips Memahami Acceptable Daily Intake Bahan Tambahan Pangan

Memproduksi suatu makanan/minuman diperlukan bahan tambahan pangan (BTP) untuk mempengaruhi, memperbaiki dan menyesuaikan sifat sensori sesuai dengan keinginan produsen. Pada penerapannya, penggunaan BTP diatur oleh BPOM (badan pengawas obat dan makanan) nomor 11 tahun 2019 tentang bahan tambahan pangan. Peraturan tersebut berisikan tentang BTP yang digunakan, batas maksimal penggunaan dan   acceptable daily intake  (ADI). Acceptable daily intake  (ADI) merupakan jumlah maksimal BTP dalam miligram/kilogram berat badan (BB) yang dapat dikonsumsi dalam satu hari selama tidak menimbulkan efek buruk terhadap kesehatan. Kita sebagai konsumen harus mengetahui dan mengerti batas maksimal asupan harian BTP agar  terhindar dari penyakit seperti pusing, gangguan pencernaan, hepatitis, diabetes, kanker, kelainan genetik dll.  Acceptable daily intake  (ADI) BTP dapat dihitung dengan mengetahui ADI BTP yang tertera pada peraturan BPOM dengan BTP yang digunakan pada produk pangan. Selanjutnya perhit
Recent posts

Peran dan sumber antioksidan tubuh dalam mencegah polusi udara

Selama seminggu terakhir, masyarakat dikejutkan dengan berita bahwa polusi udara disebagian kota besar di Indonesia meningkat. Berdasarkan hasil pengukuran Indeks kuliatas udara (AQI) bahwa sepuluh kota besar di Indonesia memiliki kuliatas udara yang tidak baik, bahkan Jakarta berada diperingkat 10 kota terpolusi didunia. Laporan data statistik DKI Jakarta 2018, sumber utama polusi udara adalah karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO), nitrogen oksida (NOx) yang semuanya adalah radikal bebas.  Radikal bebas sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Hal ini dikarenakan senyawa tersebut kekurangan satu atau lebih elektron berpasangan sehingga akan bereaksi dengan molekul sel tubuh untuk memperoleh elektron dan menghasilkan senyawa yang lebih stabil. Ketika senyawa radikal bebas dalam tubuh meningkat, maka tubuh akan mengalami stress oksidatif menyebabkan peradangan, kerusakan sel, kanker, dan penyakit degeneratif lainnya Stress oksidatif adalah kondisi senyawa radikal bebas lebih tinggi di

Implementasi TACCP/food defense di industri pangan

Pada edisi sebelumnya kita telah "Mengenal Food Defense System (base on FSSC v 5.1)". Selanjutnya kita akan belajar bagaimana food defense ini diterapkan dengan  metode TACCP. Secara mendasar TACCP harus bisa menjawab pertanyaan, seperti: 1. Siapa yang mungkin menyerang kita?  2. Bagaimana mereka melakukannya ? 3. Dimana posisi kerentanan? 4. Bagaimana cara pengendaliannya?  Dari hasil konsep dasar pertanyaan tersebut, maka diperoleh sektor mana saja yang perlu menjadi perhatian terhadap potensi ancaman serangan , diantaranya: 1. Data perusahaan. 2. Organisasi perusahaan  3. Karyawan dan pengunjung perusahaan. 4. Penerimaan bahan baku. 5. Fasilitas operasional. 6. Penyimpanan dan pengiriman produk. Dalam menilai ancaman dan pengendalian dari sektor tersebut,  maka sesuai prosedur FSSC v. 5.1 dilakukanlah tahap-tahap berikut 1. Membentuk tim TACCP: tim dibentuk dari orang orang profesional dibidangnya atau disetiap divisinya. Tim harus terpisah atau berbeda dari tim ketahanan

Mengenal Food Defense System (base on FSSC v 5.1)

Potensi ancaman kerusakan suatu produk pangan yang dihasilkan tidak hanya terjadi secara alami (food borne disease) atau ketidaksengajaan (accidental adulturation), namun bisa terjadi karena disengaja (intentional adulturation) yang dilandaskan oleh ideologi atau niat seseorang/kelompok untuk merusak produk pangan yang mempengaruhi reputasi perusahaan.  News Desk melaporkan tahun 2014, ada sekitar 890 hingga 1000 orang jepang mengalami keracunan setelah mengkonsumsi makanan frozen food yang ternyata mengandung pestisida melathion. Hasil penyeledikan polisi menemukan bahwa adanya pekerja kontrak perusahaan yang menambahkan zat berbahaya kedalam produk pangan. Sistem keamanan pangan yang mendasar misalkan HACCP, tidak bisa mencegah ancaman kerusakan pangan yang dilakukan secara sengaja, karena sistem tersebut hanyak mencegah kerusakan produk pangan berdasarkan alur produksi (kontaminasi secara alami). GFSI (global food safety intitiative) mengeluarkan FSSC (food safety system certificati

Advance Preservative: Mengenal teknologi pengawetan bertekanan tinggi non termal

Teknologi pengawetan dibidang pangan terus berkembang untuk melengkapi kekurangan dari teknologi yang telah ada. Pada zaman dulu pengawetan makanan masih dilakukan secara manual, dari pengasapan, pengeringan, pemanisan, penggaraman dan fermentasi.  Kemudian teknik ini dikembangkan lagi dengan menggunakan bantuan teknologi untuk mengifesiensikan energi, waktu dan tenaga, seperti pemanas atau pendingin elektrik, inkubator fermentasi, oven dan cabinet dryer untuk pengeringan dll. Namun, teknologi pengawetan tersebut masih ada kelamahan, terutama dalam hal atribut organolpetik dan nilai gizi yang terkandung. Misalkan pada pengawetan suhu panas akan membentuk warna coklat (millard) dan penurunan vitamin A.   Untuk mengurangi kekurangan dari teknologi sebelumnya maka dihasilkan teknologi pengawetan bertekanan tinggi (high pressure technology). Dasar kerja HPP (high pressure technology) adalah menggunakan tekanan hidrostatis, produk makanan yang dimasukan kedalam tabung, diisi oleh air pada v

Tips Membaca Tabel Nilai Gizi

Halo teman-teman, bagaimana kabarnya? semoga baik-baik aja ya. Udah lama gak sharing informasi nih, makanya pengin sharing tentang keresahan saya. Teman-teman sebagai konsumen dalam membeli sebuah produk pangan, pernah gak sih memperhatikan gizi yang ada pada produknya? Kalau memperhatikan, paham gak cara membacanya ? Okay kalau belum paham, yuk kita belajar sama sama..  Pada gambar diatas, teman teman bisa lihat ada contoh informasi nilai gizi produk minuman susu dengan keterangan diantaranya:  1. Takaran saji: Jumlah konsumsi yang wajar/biasanya dikonsumsi dalam satu waktu. Pada label ditunjukan sebanyak 200 ml.  2. Sajian perkemasan: Jumlah takaran saji yang tersedia dalam suatu kemasan. Pada label dituliskan 5 perkemasan, ini menunjukan bahwa minuman susu memiliki berat kemasan sebesar 5 x 200 = 1000 ml.  3. Nilai energi: Energi yang akan diperoleh dalam satu takaran saji (200 ml). Pada label menunjukan bahwa energi yang didapat sebesar 180 kkal/200 ml. Jika kita minum susu kemasan

Micin Antara Candu atau Racun !?

Hampir semua orang pasti mengenal bahan penyedap ini dan menjadi suatu solusi dalam menghasilkan makanan yang nikmat dengan bumbu yang seadanya. Bahkan membuat kita candu, sehingga setiap kali  memasak wajib ada bahan tersebut. Tingkat konsumsinya yang tinggi menimbulkan sebuah pertanyaan, apakah micin aman dikonsumsi setiap hari, berapa sih jumlah maksimal konsumsinya ?  Micin atau MSG (monosodium glutamat) di hasilkan dari ampas tetes tebu melalui proses fermentasi bakteri dengan penambahan NaOH. Hasil akhirnya berupa asam glutamat 78%, natrium 12% dan air 10%. Asam glutamat inilah yang memberikan rasa umami atau gurih pada makanan setiap kali kita menambahkannya.  Kasus keracunan micin pertama kali dilaporkan oleh new england journal medicine 1968 , dijelaskan bahwa beberapa konsumen mengalami chinese restaurant syndrome dengan keluhan kesehatan seperti sakit kepala, sakit tenggorokan, mual dan muntah setelah mengkonsumsi makanan di restaurant cina. Setelah di teliti lebih lanjut o