Skip to main content

Dari Kelapa Sawit Hingga Menjadi Minyak Goreng

Halo semua bagaimana kabarnya? semoga kalian selalu semnagat dalam beraktifitas ya, dan semoga tuhan selalu melindungi kalian dimasa pandemi ini. Pada edisi kali ini, kita akan membahas, gimana sih minyak goreng itu dihasilkan? untuk tau lebih lanjut, mari kita mulai.

Saat ini, Indonesia merupakan negara peringkat pertama yang memiliki luas lahan kelapa sawit terbesar didunia dengan total luas lahan sebesar 14.996.010 menurut Direktoral Jenderal Perkembunan. Kelapa sawit banyak di manfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan minyak goreng. Lalu bagaimana sih minyak goreng dihasilkan dari kelapa sawit.

Minyak kelapa sawit (CPO) dihasilkan dari bagian mesokraf buah kelapa sawit. Pada tahap awal tanda buah sawit di sterilkan dengan uap untuk mematikan bakteri dan menginaktifkan enzim lipase. Bakteri dan enzim lipase ini bisa mengakibatkan penurunan kualitas minyak akibat proses hidrolisis.

Selanjutnya, mesokraf buah kelapa sawit dipress untuk mengeluarkan minyak. Kemudian minyak di pisahkan berdasarkan kualitasnya seperti kadar asam lemak bebas, kelembaban, kemurnian dan indeks kadar pemucatan. Selanjutnya minyak di bawa ke pabrik pengolahan. 

Proses pengolahan minyak kelapa sawit menjadi minyak goreng menggunakan proses Refinery Procces Phisical. Hampir semua perusahaan menggunakan proses ini, karena bahan kimia yang digunakan sedikit, hasil produksi lebih tinggi dan biaya ekonomis. Adapun tahap pada proses ini terdiri dari: 

1. Degumming: Proses pemisahan antara minyak dengan getah dan lendir tanpa mengurangi kadar asam lemak bebas. Proses ini menggunakan asam fosfat pada suhu 90-110 'C yang dapat mengikat getah dan lendir membentuk fosfolipida, yang tidak larut dalam minyak sehingga dapat dipisahkan melalui proses sentifugasi atau filtrasi.

2. Bleaching: Minyak pada dasarnya berwarna merah karena mengandung beta karoten, kemudian dilakukan pemucatan dengan menggunakan bleaching earth (arang aktif) pada suhu 90-110 'C sehingga menghasilkan minyak dengan warna kuning terang. 

3. Filtrasi: Proses penyaringan secara bertingkat untuk menghilangkan sisa bleaching earth yang masih terdapat pada minyak. Proses ini berguna juga untuk mengurangi kadar oksigen dalam minyak agar kualitas minyak tetap terjaga.  

4. Deodorisation: Proses menghilangkan bau pada minyak yang tidak di inginkan dengan suhu 240-270 'C. Senyawa yang dihilangkan seperti asam lemak bebas, aldehid dan keton menggunakan proses destilasi molekuler. 

5. Fractionation: Tahap akhir proses pengolahan minyak kelapa sawit yaitu pemisahan minyak dan lemak pada suhu 32-36 'C menghasilkan dua komponen berdasarkan kelarutan (solubility) dan melting point-nya. Pada proses ini, menghasilkan minyak dalam bentuk cair (olein) digunakan sebagai minyak goreng dan dalam bentuk kristal/padatan (stearin) digunakan sebagai margarin.

Sekarang teman teman bisa tau ya proses pembuatan minyak goreng. Semoga ilmunya bermanfaat sampai jumpa diedisi selanjutnya. 



Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Implementasi TACCP/food defense di industri pangan

Pada edisi sebelumnya kita telah "Mengenal Food Defense System (base on FSSC v 5.1)". Selanjutnya kita akan belajar bagaimana food defense ini diterapkan dengan  metode TACCP. Secara mendasar TACCP harus bisa menjawab pertanyaan, seperti: 1. Siapa yang mungkin menyerang kita?  2. Bagaimana mereka melakukannya ? 3. Dimana posisi kerentanan? 4. Bagaimana cara pengendaliannya?  Dari hasil konsep dasar pertanyaan tersebut, maka diperoleh sektor mana saja yang perlu menjadi perhatian terhadap potensi ancaman serangan , diantaranya: 1. Data perusahaan. 2. Organisasi perusahaan  3. Karyawan dan pengunjung perusahaan. 4. Penerimaan bahan baku. 5. Fasilitas operasional. 6. Penyimpanan dan pengiriman produk. Dalam menilai ancaman dan pengendalian dari sektor tersebut,  maka sesuai prosedur FSSC v. 5.1 dilakukanlah tahap-tahap berikut 1. Membentuk tim TACCP: tim dibentuk dari orang orang profesional dibidangnya atau disetiap divisinya. Tim harus terpisah atau berbeda dari tim ketahanan

Protein susu pembentuk latte art kopi

Bagi penikmat senja dan kopi pastinya sudah paham dong, mengapa barista bisa membuat seni menggambar dengan susu diatas lapisan kopi. Namun, bila bukan pencinta senja dan kopi apa sudah tau, mengapa hal tersebut bisa diterjadi ?.  Latte art biasanya disajikan pada kopi espresso menggunakan microfoam susu yang dihasilkan dari proses streching and rolling pada steam wand yang menghasilkan uap panas bertekanan. Susu mengandung protein kasein yang berperan aktif sebagai foaming agent. Pada saat proses steam dan strech, protein kasein dengan struktur kompleks akan terurai menjadi protein rantai lurus dan terbuka (struktur primer), karena terputusnya dari struktur tersier, sekunder dan kuartener. Rantai tersebut, dapat menahan udara yang masuk diantara ikatan protein, sehingga terbentuklah microfoam. Microfoam memiliki bentuk dengan gelembung kecil, halus dan basah, sedangkan macrofoam gelembung besar, kasar dan kering.  Pada dasarnya protein memiliki sifat hidrofilik yaitu sisi protein yang

Tips Memahami Acceptable Daily Intake Bahan Tambahan Pangan

Memproduksi suatu makanan/minuman diperlukan bahan tambahan pangan (BTP) untuk mempengaruhi, memperbaiki dan menyesuaikan sifat sensori sesuai dengan keinginan produsen. Pada penerapannya, penggunaan BTP diatur oleh BPOM (badan pengawas obat dan makanan) nomor 11 tahun 2019 tentang bahan tambahan pangan. Peraturan tersebut berisikan tentang BTP yang digunakan, batas maksimal penggunaan dan   acceptable daily intake  (ADI). Acceptable daily intake  (ADI) merupakan jumlah maksimal BTP dalam miligram/kilogram berat badan (BB) yang dapat dikonsumsi dalam satu hari selama tidak menimbulkan efek buruk terhadap kesehatan. Kita sebagai konsumen harus mengetahui dan mengerti batas maksimal asupan harian BTP agar  terhindar dari penyakit seperti pusing, gangguan pencernaan, hepatitis, diabetes, kanker, kelainan genetik dll.  Acceptable daily intake  (ADI) BTP dapat dihitung dengan mengetahui ADI BTP yang tertera pada peraturan BPOM dengan BTP yang digunakan pada produk pangan. Selanjutnya perhit